30 Maret 2016

Tak Menulis Apa-Apa

Tak Menulis Apa-Apa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

… coba saja lihat baik-baik didaftar penulis-penulis buku terkenal namamu tak tercatat bukan prestasi yang kau tak punya bukan kurang kekayaan harta benda bukan pula tiadanya pengetahuan dan pengalaman masalahnya hanya satu saja seperti masa-masa sebelumnya tahun ini pun kau tak menulis apa-apa …

Puisi asal-asalan itu pernah saya buat untuk menyemangati diri menulis lagi. Sebab salah satu identitas diri saya adalah “penulis”, orang yang meluangkan waktu untuk menulis; menyebabkan lahirnya karya tulis. Jadi, kalau ada tahun yang berlalu tanpa satu karya pun diterbitkan, maka saya harus menyindir diri sendiri untuk kembali ke jalan yang benar hehehe.

Wahai orang-orang hebat luar biasa; wahai orang-orang kaya raya; wahai kaum cerdik cendikia Indonesia; menulislah, berbagilah, jangan simpan pengetahuan dan pengalaman Anda untuk dibawa mati.

Anda sudah saya peringatkan. Selanjutnya terserah Anda!

* Andrias Harefa, Penulis 35 Buku Best-Seller. Info pelatihan penulis telepon 021-460 5757: 0815 8963 889; www.andriasharefa.com


... baca selengkapnya di Tak Menulis Apa-Apa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

25 Maret 2016

Salah Definisi

Salah Definisi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sebagian orang tidak berhasil menumbuhkan keterampilan menulisnya karena menganut definisi yang salah tentang apa itu menulis. Mereka terlalu fokus pada definisi menulis menurut logika, tetapi gagal membuat definisi yang “emosional”.

Menulis, kata Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti (1) membuat huruf, angka, dsb; (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang dan membuat surat) dengan tulisan; mengarang cerita; (3) menggambar, melukis; (4) membatik.

Nah, membaca definisi seperti itu apakah membuat Anda jadi bersemangat dan mulai menulis? Atau Anda perlu mencari definisi yang lebih canggih lewat om google, untuk kemudian bingung sendiri karena banyak sekali alternatif definisi tentang apa itu “menulis”.

Buat saya, definisi menulis yang benar adalah definisi yang mendorong kita menulis dan terus menulis. Inilah yang saya sebut definisi “emosional”. Bagi si A menulis itu adalah aktualisasi diri; bagi si B menulis adalah menafkahi diri; bagi si C menulis adalah soal mendesain de
... baca selengkapnya di Salah Definisi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

12 Maret 2016

Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan

Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Satu tahun sudah berlalu, tapi Ipung masih begini saja. Masih memandanginya dari jauh tanpa kata. Mendekat pun Ipung tak berani. Dia terlalu tinggi untuk digapai, begitu pikir Ipung murung.

Namanya Saiful, akrab di sapa Ipung. Seorang pemuda 25 tahun yang cerdas. Ia mampu menamatkan pendidikan strata satunya pada usia 20 tahun dan dapat meraih pendidikan magisternya pada jurusan sama di usia ke-22-nya. Saat ini Ipung menjadi dosen muda di Universitas tempatnya belajar sambil mengambil pendidikan doktoral, masih dalam bidang yang sama. Tapi agaknya, kesuksesan akademik Ipung tidak di dukung dengan kesuksesan asmaranya. Perjaka muda ini bahkan sampai saat ini tidak mengetahui nama sang rembulan pujaan hatinya, tidak berani menegur dan hanya bisa memperhatikan dari jauh. Padahal sang rembulan adalah mahasiswinya sendiri.

“Bagaimana Pak Dhe? Ada kemajuan soal nyonya meneer-mu?” goda Ishaq, teman satu kelasnya di strata satu, yang sekarang memiliki toko tekstil di dekat simpang lima. Ishaq duduk di samping Ipung, di ujung anak tangga lantai dua masjid Baiturrahman, menikmati pemandangan alun-alun kota Semarang. Matahari terik sekali, maka setelah jama’ah sholat jum’at Ipung tidak langsung kembali ke kampus, apalagi dia sedang tidak memiliki jadwal mengajar siang itu.
Ipung menggeleng tanpa kata.
“Namanya? Sudah dapat? Aku bantu kau
... baca selengkapnya di Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

09 Maret 2016

Berkompetisi Yuk!

Berkompetisi Yuk! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dalam sebuah obrolan dengan salah seorang pemimpin redaksi sebuah majalah ternama, ada satu ungkapan dia yang membuat dahi saya berkerut. ”Saya lagi bingung. Saya merasa gak ada musuh! Jadi, saya malah takut kalau tidak ada ancaman…”

Waw? Saya jadi bertanya. Kok bisa? Bukankah kita bisa hidup lebih tenang kalau tidak ada musuh? Ternyata, jawaban teman saya ini sungguh menggelitik nalar saya.

”Sekarang majalah saya ada di level paling atas. Nah, kalau nggak ada musuh atau kompetitor yang selevel, kami jadi merasa sombong. Akibatnya, kita bisa jadi lengah dan kehilangan motivasi untuk menghasilkan media yang berkelas bagi pembaca kami!”

Pikiran saya langsung melayang pada sebuah kisah yang saya alami beberapa tahun silam. Karena takut pada anjing, begitu mendengar anjing menggonggong, saya akan lari ketakutan. Kebetulan, waktu itu saya sedang santai berjalan di sebuah taman. Tiba-tiba, ada anjing yang menggonggong, dan, ternyata tak cuma menyalak, ia juga mengejar saya tanpa sebab. Maka, dengan sekuat tenaga, larilah saya. Dan, ketika melihat sebuah tembok, tanpa ba bi bu lagi, saya langsung meloncatinya. Waw! Saya berhasil lolos dari kejaran anjing itu. Yang membuat saya heran, tembok yang saya loncati dengan mudah itu ternyata tingginya hampir dua kali lipat tinggi badan saya! Baga
... baca selengkapnya di Berkompetisi Yuk! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu